Minggu, 12 September 2010

DI MANA BUMI DIPIJAK, DI SITU LANGIT DIJUNJUNG

Kebanggaan sebagai masyarakat Pracimantoro, marilah kita wujudkan dengan jalinan dalam wadah blog ini. Kami membuka pintu bagi masyarakat Pracimantoro, baik yang ada di daerah maupun di perantauan, untuk menyampaikan tulisan, pendapat, kritik, saran, dan apapun yang bersifat membangun. Sebagai media informasi dan komunikasi, Anda kami manjakan untuk selalu bercurah rasa dan saling bersilaturahmi. Kami yakin, potensi besar dan ide-ide kreatif yang dimiliki oleh masyarakat Pracimantoro di manapun berada akan bermanfaat bagi sesama. Tunjukkan partisipasi Anda dengan kesediaan bergabung sebagai anggota di blog ini. Terima kasih.

MUSEUM KARST 'ICON' PRACIMANTORO

MUSEUM KARST 'ICON' PRACIMANTORO

PRACIMANTORO MENUJU 'KOTA SATELIT'

Pracimantoro adalah satu dari 25 kecamatan di Kabupaten Wonogiri. Konsep pengembangan kota ke depan, Pracimantoro akan menjadi 'Kota Satelit' dengan jalur lintas selatan Pulau Jawa yang strategis. Selain dekat dengan ‘Kota Pendidikan’ Jogjakarta, daerah ini juga menjadi penghubung ke kota kelahiran Presiden SBY di Pacitan, Jawa Timur. Pracimantoro dekat dengan Kecamatan Paranggupito yang punya dua pantai indah yakni Pantai Nampu dan Sembukan.


Kecamatan Pracimantoro Kabupaten Wonogiri memiliki luas wilayah 14.214,3220 hektar. Kecamatan ini memiliki 18 desa/kelurahan dengan jumlah penduduk sebanyak 69.591 jiwa, terdiri atas laki-laki 34.252 jiwa dan perempuan 35.339 jiwa. Dari sebanyak 20.876 KK di Kecamatan Pracimantoro, sebanyak 9.891 KK tercatat sebagai penduduk miskin (prasejahtera).

Kondisi geografis yang berbukit-bukit menyebabkan Kecamatan Pracimantoro selalu rawan kekeringan di musim kemarau. Mata pencaharian penduduk mayoritas petani tadah hujan di lahan kritis yang kurang subur. Angka pengangguran di tahun 2007 tercatat 9.564 jiwa atau 7,2 % karena masih kurangnya bekal keterampilan dan terbatasnya lapangan kerja. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sebagian penduduk Kecamatan Pracimantoro memilih boro (merantau) sebagai buruh dan pedagang di kota-kota besar di Indonesia.

Kondisi alam yang bergunung-gunung secara alamiah mempengaruhi perilaku kehidupan penduduk. Mereka berusaha menyiasati keadaan alam itu dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada. Jajaran bukit yang menghampar itu merupakan aset yang menjamin berlangsungnya kehidupan. Selama masih ada batu kapur maka asap dapur mereka masih mengepul.

Banyak penduduk di kawasan Pegunungan Seribu yang menggantungkan hidupnya dari penambangan batu kapur. Di mana ada bukit yang mengandung kapur, di sanalah mereka membanting tulang. Puluhan pekerja dengan tekun menggali dan memecahkan bongkahan batu putih. Tak aneh jika mereka menyebut batu kapur sebagai “Emas Putih”.

Penambangan batu kapur di Wonogiri memang tak sehebat di Gunung Kidul. Meski areal pegunungan kapur lebih luas, ternyata baru beberapa pengusaha lokal yang berani membudidayakan. Di Kecamatan Pracimantoro hanya terdapat tujuh pengusaha yang menekuni penambangan batu kapur. Para investor (penanam modal) dari luar Wonogiri belum tertarik untuk mengolah potensi sumber daya alam yang sangat besar itu.

Keadaan alam yang bergunung-gunung dan berkapur itu memiliki kandungan bahan baku semen. Daerah yang telah dijajagi sebagai kawasan penghasil bahan baku semen meliputi 11 desa. Di Wonogiri sebenarnya memungkinkan dibangun pabrik semen yang bahan bakunya memiliki angka deposit tinggi. Diperkirakan, pabrik semen dapat beroperasi lebih dari 10 tahun dengan kapasitas produksi mencapai 10 ribu ton per tahun.

Berdasarkan penelitian dari ahli Geologi di Wonogiri pernah ditemukan adanya indikasi tambang emas, mangaan, kalsit, pasir kuarsa, gypsum, tembaga, dan bahan baku semen. Eksploitasi bahan baku semen di Wonogiri sebenarnya sangat menjanjikan keuntungan besar, namun hingga kini belum ada investor yang menyatakan kesediaannya. Apalagi dengan mulai dibangunnya jalur lintas selatan yang menghubungkan Jawa Timur dengan Jawa Barat dan melewati Wonogiri selatan, tentunya masalah transportasi segera dapat diatasi.

Dari Survei Departemen Pertambangan diketahui bahwa di Kecamatan Pracimantoro terdapat lahan galian batu kalsit seluas 1.000 hektar. Di Kecamatan Batuwarno terdapat tambang pasir besi (kuarsa) seluas 10 hektar. Bahkan di Batuwarno juga ditemukan kawasan batuan kapur yang mengandung gypsum pada areal seluas 10 hektar. Kandungan gypsum juga terdapat di Kecamatan Eromoko pada beberapa hektar lahan penduduk. @

POTENSI SENI BUDAYA

POTENSI SENI BUDAYA
Kesenian rakyat perlu dilestarikan untuk menyambut kedatangan para wisatawan yang akan berkunjung ke Pracimantoro

Dewan Kesenian Pracimantoro (DKP) yang dipimpin H. Soetardjo dan Wasiran, SPd mencatat ada banyak jenis kesenian yang berkembang di Kecamatan Pracimantoro. Kesenian itu antara lain: kethoprak, wayang kulit, srandul, musik bambu, dangdut, keroncong, band, campursari, rebana, siteran, langendriyan, macapat, drumband, tari, qosidah, reog, lukis, ukir kayu, janur, dan sablon.

Kesenian tersebut berkembang di beberapa desa dan masih dilestarikan oleh para pecintanya. Kesenian wayang kulit paling banyak digemari oleh masyarakat. Setiap acara Bersih Desa (Rasulan), masyarakat masih suka mengundang wayang kulit sebagai hiburan rakyat. Banyak dalang kondang asal Pracimantoro seperti Soetardjo (Sambiroto), Sudaryanto (Pracimantoro), Patik (Joho), Manting (Wonodadi), Bagong (Watangrejo), Suhono (Trukan), dan Subarjo (Petirsari).

Kesenian yang popular berkembang di kalangan sekolah adalah drum band. Kami mencatat ada 9 sekolah yang memiliki grup drum band yakni SMPN 1 Pracimantoro, SMPN 2 Pracimantoro, SMP Gajah Mungkur 11 Pracimantoro, SDN 1 Pracimantoro, SDN 3 Pracimantoro, SDN 5 Pracimantoro, SDN 1 Jimbar, TK Pertiwi 1 Pracimantoro, dan TK Aisyiah Pracimantoro. Drum band sering ditampilkan dalam upacara peringatan hari besar nasional seperti Hari Pendidikan Nasional, Hari Pramuka, Peringatan 17 Agustus, dan Sumpah Pemuda. Bahkan dalam acara karnaval tingkat desa, kecamatan, dan kabupaten juga sering ditampilkan jenis kesenian yang gemerlap ini.

Ada jenis kesenian rakyat yang langka, namun masih dilestarikan oleh para pendukungnya yaitu Seni Srandul. Seni Srandul bisa ditemukan di Dusun Mudal Desa Gebangharjo Kecamatan Pracimantoro. Petrus Sutarno selaku pimpinan Srandul mengatakan, meski sudah langka, Srandul masih dicintai oleh masyarakat. Selain gerak-geriknya unik, seni yang popular di era tahun 60-an ini sudah jarang dikenal oleh generasi muda.

“Kami mendapat bantuan pakaian dari Dinas Kebudayaan Kabupaten Wonogiri untuk melestarikan Seni Srandul. Kami sudah beberapa kali pentas di Pendopo Kabupaten maupun untuk menyambut pejabat yang datang ke Museum Karst Gebangharjo,” jelas Sutarno. @

BUKU REFERENSI

BUKU REFERENSI
Buku 'Sejarah Karst dan Cerita Gua-Gua' karya Agus Sumarno

Kawasan Wonogiri selatan yang topografinya berbukit-bukit dan terkenal sebagai deret pegunungan kapur selatan terdapat 109 telaga alam dengan luas sekitar 117,5 hektar. Potensi telaga alam ini dijadikan tumpuan pemenuhan kebutuhan air sehari-hari bagi penduduk. Wonogiri yang kondisi tanahnya sebagian besar perbukitan memang banyak mengandung batu kapur. Jenis bebatuan ini sangat potensial untuk dibudidayakan menjadi gamping dan kalsit.

Wonogiri selatan yang topografinya berbukit-bukit dan terkenal sebagai deret pegunungan kapur selatan terdapat berpuluh-puluh gua. Gua-gua itu terbentuk karena adanya proses evolusi bumi dan pukulan arus air yang terus-menerus sepanjang tahun. Tak aneh jika di kawasan karst terdapat banyak aliran sungai, di antaranya masuk ke gua-gua menjadi sungai bawah tanah. Tak banyak orang yang tahu bahwa sungai legendaris Bengawan Solo - yang terpanjang di pulau Jawa - ternyata mata airnya berasal dari kawasan Pegunungan Seribu di wilayah Wonogiri Selatan.

Kawasan karst di Wonogiri selatan terdapat di Kecamatan Pracimantoro, Eromoko, Paranggupito, Giritontro, dan Giriwoyo. Kawasan ini berciri khas banyak memiliki gua-gua berstalaktit dan stalakmit dengan nilai alami yang menarik. Di Desa Gebangharjo Kecamatan Pracimantoro - yang menjadi pusat penelitian kawasan karst - terdapat puluhan gua yang unik dan menakjubkan. Di sana terdapat Gua Tembus, Gua Mrica, Gua Sodong, Gua Potro, Gua Sapen, Gua Gilap, dan Gua Sonya Ruri. Berdasarkan penelitian para ahli sejarah dan geologi, kawasan gua-gua di Pracimantoro Wonogiri layak dijadikan sebagai Museum Kawasan Karst Dunia.

Keberadaan gua-gua itu menyimpan kisah perjalanan kehidupan manusia sejak zaman prasejarah hingga zaman kerajaan. Selanjutnya cerita itu berkembang di masyarakat dan menjadi sumber sejarah. Cerita rakyat ini sangat menarik untuk selalu digali sebagai bahan pendidikan dan penanaman nilai-nilai positif bagi generasi penerus. Buku ”Sejarah Karst dan Cerita Tentang Gua-Gua” ini layak dijadikan bacaan bagi kalangan pelajar dan masyarakat luas.

Kawasan karst di Pracimantoro Wonogiri – dengan ciri khas beragam gua-gua dan panorama alam yang indah ini - kelak akan dijadikan sebagai tempat penelitian ilmiah dan wisata alam yang tiada duanya di Indonesia, bahkan di dunia. Tempat-tempat itu sangat bagus untuk dikunjungi oleh kalangan peneliti, wisatawan, dan pecinta alam. @

MOTTO

Bangsa yang besar adalah bangsa yang selalu menghargai jasa para pahlawan pendahulunya.Untuk itu, jangan lupakan sejarah bangsamu.


Peninggalan sejarah merupakan aset budaya bangsa yang wajib dilestarikan oleh generasi penerus agar tidak punah.


Nenek bilang: “Tanah kita tanah surga.Tongkat, kayu, dan batu jadi tanaman.”


Tak sedikitpun, jangan pernah menodai cagar budaya. Dia adalah prasasti dunia yang akan selalu bercerita tentang masa lalu.


Kawasan Karst laksana diorama keajaiban dunia yang menjadi kebanggaan rakyat Wonogiri. Kunjungilah dan sayangilah!